* Movie: Dream / Sad Dream
* Genre: Mistery-drama
* Director: Ki-duk Kim
* Writer: Ki-duk Kim
* Producer: Ki-duk Kim
* Cinematographer:
* Release Date: October 9, 2008
* Runtime: 93 min.
* Country: South Korea
* Genre: Mistery-drama
* Director: Ki-duk Kim
* Writer: Ki-duk Kim
* Producer: Ki-duk Kim
* Cinematographer:
* Release Date: October 9, 2008
* Runtime: 93 min.
* Country: South Korea
Cast:
- Joe Odagiri (Jin)
- Lee Na Yeong (Ran)
Release bulan Oktober 2008 dan DVDnya (bajakan tentu) beredar sekitar akhir Desember cukup bikin saya takjub. belum lagi subtitle yang mantap. Inilah film ke 15 dari sutradara Korea dengan pemikiran 'out of the box' dan nyentrik, Kim Ki Duk, Sad Dream (Bimong). Sad Dream adalah film ke 2 Kim Ki Duk dimana ia memakai pemain asing sebagai pemeran utamanya setelah film 'Breath' yang memasang aktor Taiwan Chang Chen sebagai pemeran utama.
Dibintangi Lee Na-Young (Ran) dan aktor asal Jepang Joe Odagiri (Jin), film dibuka dengan scene Jin, seorang pemuda pembuat stampel mengalami mimpi buruk dimana mobilnya tanpa sengaja menabrak pengendara lain dan Jin seketika terbangun dari mimpinya. Karena mimpinya terasa begitu nyata Jin memutuskan untuk mencari lokasi di mana terjadinya kecelakaan tadi. Betapa terkejutnya ketika Jin datang ke lokasi yang dimaksud, kecelakaan itu benar-benar terjadi namun pelaku yang terekam dalam kamera cctv lalu lintas adalah seorang wanita. Jin semakin penasaran dan membuntuti polisi yang menuju rumah tersangka .
Ran adalah wanita yang terekam dalam kamera cctv lalu lintas, yang tidak mengetahui apa-apa tentang kecelakaan tersebut. Tapi ia tetap dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi. Di kantor polisi, Ran terus menerus menyangkal dan Jin yang masih membuntutinya ngotot bahwa apa yang dikatakan wanita itu adalah benar. Dugaan sementara Polisi menetapkan Ran mengidap penyakit sleep walker (tidur sambil berjalan), dan atas jaminan Jin, Ran dapat terbebas dari tuduhan. Ran ternyata memang memiliki penyakit sleep walker namun baru kali ini mimpi Jin terhubung dengan Ran setidaknya itu yang dikatakan oleh seorang penasihat spiritual (?) yang mengatakan bahwa Ran dan Jin ada dalam spectrum yang saling berlawanan akibat Jin yang rindu dan tidak dapat melupakan kekasihnya yang berselingkuh sementara Ran amat membenci dan ingin melupakan kekasihnya yang juga berselingkuh sehingga mereka saling terkait dan ditakdirkan menjadi satu jiwa (as yin and yang). Saran sang penasihat tadi adalah mereka harus menjadi sepasang kekasih agar kejadian di atas tidak lagi terjadi.
Namun tidaklah semudah membalikan telapak tangan untuk mejadikan mereka sepasang kekasih. Selain karena mereka baru sama-sama kenal (dari kejadian yang tak terduga pula), mereka masih sama-sama sakit hati karena putus dari pacarnya yang berselingkuh.
Sejak itu Ran dan Jin berupaya untuk mengakali agar Jin tidak bermimpi tentang kekasihnya, karena ketika Jin bermimpi bertemu kekasihnya tersebut, maka secara tak sadar Ran akan datang menemui kekasihnya juga dan melakukan hal-hal yang diimpikan Jin.
Namun, ada saatnya mereka tidak dapat melawan rasa kantuk yang mengakibatkan Ran melakukan hal yang dia benci yaitu mendatangi mantan kekasihnya dan melakukan hal-hal yang diimpikan oleh Jin.
Klimaksnya terjadi ketika Jin bermimpi membunuh mantan pacarnya yang dalam kejadian nyata, ternyata Ran telah membunuh mantan pacarnya. Akibatnya Ran di tangkap polisi, dan dijebloskan ke rumah sakit jiwa akibat hal-hal yang tidak bisa dia jelaskan. Sejak itu Jin yang merasa bersalah pada Ran melakukan upaya agar dia tidak sampai tertidur dan bermimpi yang bukan-bukan dengan cara melukai dirinya sendiri.
Endingnya...lihat saja sendiri. Yang pasti endingnya unpredictable dan sedikit absurd khas Kim Ki Duk lah..
Seperti film-film garapan Kim Ki Duk sebelumnya, Sad Dream di kemas dengan banyak kejanggalan di dalamnya. Banyak scene-scene isyarat, adegan-adegan absurd dan tidak dapat dibedakan scene itu mimpi atau nyata. Belum lagi Jin (Joe Odagiri) yang notabene adalah orang Jepang tapi seolah-olah di dalam film tersebut dia bebas berbicara menggunakan bahasa nativenya sementara lawan bicara yang menggunakan bahasa Korea seakan tetap mengerti apa yang sedang Jin bicarakan.
Kim Ki Duk seolah menghilangan barrier bahasa yang berbeda diantara mereka tanpa salah satunya harus mempelajari bahasanya masing-masing (seru!).
Perhatikan pakaian yang di kenakan oleh Ran dan Jin juga, seolah-olah mengisyaratkan bahwa mereka adalah hitam dan putih yang saling melengkapi (Yin-Yang). Overall, meski film ini lebih "sederhana" dari Breath ataupun 3 Iron (dalam hal pemahaman-my opinion), sentuhan Kim Ki Duk masih terasa jelas tapi lebih bisa di nikmati. 4 bintang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar