Dir : Lee Chang Dong
Cast : Yoon Jeong Hee, Kim Hee Ra, Ahn Nae Sang, Lee David, Kim Yong Taek
Bagaimana seorang Lee Chang Dong, salah satu sutradara kenamaan Korea, memberikan gambaran tentang seorang wanita tua kesepian berusaha mengisi hidup untuk memberi arti pada sisa-sisa hidupnya?. Mengambil kelas untuk belajar menulis puisi, sungguh unik memang. Atau apakah memang begitu kehidupan para lansia di Korea?. Terlepas dari itu, seorang lansia belajar menulis puisi adalah sebuah ide cerita yang sangat menarik, bahkan justru berbeda dan belum pernah ada. Lee Chang Dong memberikan premis menarik ini menjadi salah satu film terbaik sepanjang 2010, paling tidak untuk juri Festival Film Cannes 2010, karena menganugrahkan skenario film ini menjadi yang terbaik.
Bagaimana seorang manusia menghadapi beratnya hidup dalam kesendirian dan kesepian selalu menarik bagi Dong untuk dieksplorasi. Jika dalam Secret Sunshine, kesepian dibalut dengan pertentangan mempertanyakan keberadaan Tuhan dan “kebaikanNya”, makan dalam film terbarunya ini, Dong mencoba membawa kita pada kisah kesendirian yang lebih dalam lagi. Dong mencoba melihat para lansia memberi arti pada hidupnya. Selain tema yang hampir mirip, Secret Sunshie dan Poetry juga memiliki kemiripan pada beberapa detail film, seperti karakter utama yang sama-sama perempuan, latar belakang kejadian pada sebuah kota kecil, dan nyaris tidak ada musik yang mengisi film ini. Detail ini memperlihatkan Dong adalah sutradara cukup berhasil membentuk dan mempertahankan identitas pada film-filmnya.
Yang (Yoon Jeong Hee) seorang perempuan berusia lanjut hidup berdua dengan cucunya (Lee David), berbekal kenangan masa lalu, Yang menghabiskan masa tuanya dengan belajar menulis puisi pada sebuah pusat kebudayaan, selain itu Yang juga melakukan pekerjaan mengurus keseharian seorang laki-laki tua (Kim Hee Ra) yang menderita stroke.
Saat baru saja selesai memeriksa kesehatannya di sebuah rumah sakit, Yang dikagetkan dengan kejadian tragis mengenai seorang perempuan muda yang bunuh diri. Kisah tragis ini kemudian mempengaruhi jalan hidup Yang dan cucunya, karena tidak berselang lama dari kejadian tersebut, Yang harus menerima kenyataan bahwa cucunya memiliki hubungan dengan kisah tragis gadis muda tersebut. Berawal dari pertemuannya dengan salah satu orang tua teman cucunya, jalan hidup Yang tidak lagi sama, karena tahap berikutnya Yang harus berpikir dan berusaha untuk menyelamatkan masa depan cucunya. Dilema berat bagi Yang, karena hubungan dengan sang cucu juga tidaklah dekat, sementara itu menghasilkan tulisan puisi adalah target utama lain dalam hidupnya. Kedua plot ini menjadi jalinan kisah hidup Yang selanjutnya.
Film ini membawa kita masuk ke dalam dunia pikiran-pikiran Yang yang kesepian, sendiri dan nelangsa. Yang mencoba untuk membangun hubungan lebih baik dengan cucunya yang pada beberapa adegan terlihat bersikap kurang berterima kasih pada neneknya. Yang mengunjungi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan puisi, namun sayangnya kegiatan ini ditampilkan agak berlebihan oleh Dong, sehingga bagian cerita lain yang sebenarnya cukup menarik untuk dikembangkan jadi terasa datar. Misalnya adegan Yang berkumpul dengan para orang tua teman dari cucunya untuk bersama memecahkan masalah bagaimana menutupi keterlibatan anak-anak mereka dari kematian gadis muda tersebut. Tentu isu kriminal berat ini bisa menjadi sub-plot kuat yang menopang keseluruhan jalan cerita film ini.
Tetapi Dong tampaknya memang hanya ingin menyoroti kehidupan Yang tidak secara keseluruhan karena focus utama Dong adalah membantu Yang untuk bisa menemukan inspirasi besarnya dalam menulis sebuah puisi. Dan Yang memang berhasil didorong menemukan ide itu dari tragedi yang melibatkan cucunya tersebut. Sebuah puisi menyentuh bermakna indah tentang kesendirian, kesepian mendalam dan tragedi yang memilukan karya Yang menjadi ending film ini.
Sukses meraih penghargaan di Cannes, disusul kemudian penghargaan dari dalam negeri sendiri. Poetry meraih penghargaan film, sutradara, skenario dan aktris terbaik dari Korean Film Awards, Critics Choice Awards, Blue Dragon Film Awards dan Grand Bell Film Awards.
Cast : Yoon Jeong Hee, Kim Hee Ra, Ahn Nae Sang, Lee David, Kim Yong Taek
Bagaimana seorang Lee Chang Dong, salah satu sutradara kenamaan Korea, memberikan gambaran tentang seorang wanita tua kesepian berusaha mengisi hidup untuk memberi arti pada sisa-sisa hidupnya?. Mengambil kelas untuk belajar menulis puisi, sungguh unik memang. Atau apakah memang begitu kehidupan para lansia di Korea?. Terlepas dari itu, seorang lansia belajar menulis puisi adalah sebuah ide cerita yang sangat menarik, bahkan justru berbeda dan belum pernah ada. Lee Chang Dong memberikan premis menarik ini menjadi salah satu film terbaik sepanjang 2010, paling tidak untuk juri Festival Film Cannes 2010, karena menganugrahkan skenario film ini menjadi yang terbaik.
Bagaimana seorang manusia menghadapi beratnya hidup dalam kesendirian dan kesepian selalu menarik bagi Dong untuk dieksplorasi. Jika dalam Secret Sunshine, kesepian dibalut dengan pertentangan mempertanyakan keberadaan Tuhan dan “kebaikanNya”, makan dalam film terbarunya ini, Dong mencoba membawa kita pada kisah kesendirian yang lebih dalam lagi. Dong mencoba melihat para lansia memberi arti pada hidupnya. Selain tema yang hampir mirip, Secret Sunshie dan Poetry juga memiliki kemiripan pada beberapa detail film, seperti karakter utama yang sama-sama perempuan, latar belakang kejadian pada sebuah kota kecil, dan nyaris tidak ada musik yang mengisi film ini. Detail ini memperlihatkan Dong adalah sutradara cukup berhasil membentuk dan mempertahankan identitas pada film-filmnya.
Yang (Yoon Jeong Hee) seorang perempuan berusia lanjut hidup berdua dengan cucunya (Lee David), berbekal kenangan masa lalu, Yang menghabiskan masa tuanya dengan belajar menulis puisi pada sebuah pusat kebudayaan, selain itu Yang juga melakukan pekerjaan mengurus keseharian seorang laki-laki tua (Kim Hee Ra) yang menderita stroke.
Saat baru saja selesai memeriksa kesehatannya di sebuah rumah sakit, Yang dikagetkan dengan kejadian tragis mengenai seorang perempuan muda yang bunuh diri. Kisah tragis ini kemudian mempengaruhi jalan hidup Yang dan cucunya, karena tidak berselang lama dari kejadian tersebut, Yang harus menerima kenyataan bahwa cucunya memiliki hubungan dengan kisah tragis gadis muda tersebut. Berawal dari pertemuannya dengan salah satu orang tua teman cucunya, jalan hidup Yang tidak lagi sama, karena tahap berikutnya Yang harus berpikir dan berusaha untuk menyelamatkan masa depan cucunya. Dilema berat bagi Yang, karena hubungan dengan sang cucu juga tidaklah dekat, sementara itu menghasilkan tulisan puisi adalah target utama lain dalam hidupnya. Kedua plot ini menjadi jalinan kisah hidup Yang selanjutnya.
Film ini membawa kita masuk ke dalam dunia pikiran-pikiran Yang yang kesepian, sendiri dan nelangsa. Yang mencoba untuk membangun hubungan lebih baik dengan cucunya yang pada beberapa adegan terlihat bersikap kurang berterima kasih pada neneknya. Yang mengunjungi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan puisi, namun sayangnya kegiatan ini ditampilkan agak berlebihan oleh Dong, sehingga bagian cerita lain yang sebenarnya cukup menarik untuk dikembangkan jadi terasa datar. Misalnya adegan Yang berkumpul dengan para orang tua teman dari cucunya untuk bersama memecahkan masalah bagaimana menutupi keterlibatan anak-anak mereka dari kematian gadis muda tersebut. Tentu isu kriminal berat ini bisa menjadi sub-plot kuat yang menopang keseluruhan jalan cerita film ini.
Tetapi Dong tampaknya memang hanya ingin menyoroti kehidupan Yang tidak secara keseluruhan karena focus utama Dong adalah membantu Yang untuk bisa menemukan inspirasi besarnya dalam menulis sebuah puisi. Dan Yang memang berhasil didorong menemukan ide itu dari tragedi yang melibatkan cucunya tersebut. Sebuah puisi menyentuh bermakna indah tentang kesendirian, kesepian mendalam dan tragedi yang memilukan karya Yang menjadi ending film ini.
Sukses meraih penghargaan di Cannes, disusul kemudian penghargaan dari dalam negeri sendiri. Poetry meraih penghargaan film, sutradara, skenario dan aktris terbaik dari Korean Film Awards, Critics Choice Awards, Blue Dragon Film Awards dan Grand Bell Film Awards.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar