Minggu, 26 Juni 2011

Sympathy for Lady Vengeance (2005)


Director : Park Chan Wook
Screenplay : Park Chan Wook, Jeong Seo Gyeong
Cast:
Lee Young Ae – Lee Gum Ja
Choi Min Sik – Mr. Baek
Kim Si Hoo – Geun Shik
Kim Byeong Ok - Preacher
Nam Il Woo – Detectice Choi
Oh Dal Su – Mr. Chang
Lee Seung Sin – Park Yi Jeong
Kwon Yea Young - Jenny

Sympathy for Lady Vengeance melengkapi trilogy revenge yang dipersembahkan oleh Park Chan Wook. Film yang berjudul asli Chinjeolhan geumjassi ini berhasil memberikan semacam orgasme bagi penonton yang menunggu dua tahun sejak Oldboy, film keduanya rilis tahun 2003. Kepuasan yang didapat dari menonton film adalah penyempurnaan aksi sadis dan mencekam Chan Wook yang kali ini memanfaatkan perempuan sebagai tokoh yang membalaskan dendam tanpa ampun. Kepuasan dengan detail cerita, akting, teknis yang saling mendukung dengan hasil sangat maksimal. Meskipun berdiri sendiri, film ini tentu mendapatkan perbandingan dengan kedua film sebelumnya. Sympathy for Lady Vengeance berhasil mendekati “kegilaan” Oldboy meskipun secara penyutradaraan dan naskah, Oldboy terasa lebih sempurna dan maksimal.

Jika Sympathy for Mr. Vengeance dan Oldboy lebih terfokus pada 3 karakter utamanya. Maka dalam film ini kita diperkenalkan pada belasan karakter yang membantu usaha balas dendam yang akan dilakukan oleh Lee Gum Ja (yang dimainkan dengan sempurna oleh Lee Young Ae). Lee Gum Ja ditampilkan dengan berbagai macam karakter dan pribadi mewakili masa dimana dia harus menghadapi hidupnya yang pahit. Kita akan melihat Lee Gum Ja yang bak seorang malaikat ketika menghabiskan masa-masa hidupnya di penjara. Kita juga akan melihat sosok Lee Gum Ja yang dingin, tanpa hati, penuh kebencian ketika dia mulai merencanakan untuk membalaskan dendam saat keluar dari penjara. Kita juga akan melihat bagaimana Lee Gum Ja yang sangat lugu, hamil luar nikah dan tidak bisa berbuat apa-apa saat harus menerima hukuman atas tuduhan pembunuhan anak-anak. Terakhir kita juga akan melihat Lee Gum Ja berusaha menjadi ibu dengan limpahan kasih sayang untuk anaknya yang selama ini diadopsi dan tinggal di Australia. Karakter-karakter Lee Gum Ja yang beragam inilah yang menjadi pengait dari kisah kisah bagaimana awal hidupnya hingga harus terjebak 13 tahun dalam penjara dan menyusun rencana dengan sempurna untuk membalaskan dendam pada Mr. Baek (Choi Min Sik).

Lee Gum Ja menghabiskan waktu 13 tahun atas tuduhan kejahatan yang tidak pernah dilakukannya. Sangat berat baginya menghabiskan masa 13 tahun di lapas perempuan yang penuh dengan berbagai karakter kriminal wanita dengan berbagai macam tindak tanduk yang unik dan aneh. Lee Gum Ja menjadikan dirinya sosok yang begitu dicintai semua orang. Bahkan untuk menolong salah satu rekan sel-nya, Gum Ja dengan tangan dingin membunuh salah satu narapidana yang memang menjadi momok bagi lainnya. Hari dimana dia dibebaskan menjadi hari yang membuatnya berikrar akan membalaskan masa-masa kelam hidupnya dipenjara. Hari yang menjadi pembuka baginya untuk kembali mengumpulkan puing-puing berserakan dari masa lalunya untuk diperbaiki. Dengan cara seperti apa? Dengan cara yang tidak biasa. Sangat tidak biasa.

Perlahan Lee Gum Ja berhasil memasuki kehidupan Mr. Baek, seorang guru TK yang sebenarnya melakukan tindak pembunuhan belasan anak usia belia yang dituduhkan padanya.
Bagaimana sempurnanya aksi balas dendam ini? Gum Ja mengumpulkan bukti-bukti bahwa dirinya tidak bersalah. Mendatangi semua orang tua dari anak-anak yang telah dibunuh dan menyakinkan semua orang tua tersebut untuk memberikan pembalasan yang setimpal pada Mr. Baek. Tidak mudah memang untuk mengumpulkan para orang tua yang masih terpukul atas terbunuhnya anak mereka, meskipun telah 13 tahun berlalu. Tentu banyak penolakan-penolakan dari mereka, namun didasari atas amarah yang masih mereka miliki, Gum Ja berhasil menyakinkan para orang tua ini. Dengan bantuan teman-temannya selama berada di penjara, Gum Ja mulai menjalankan aksi balas dendam ini. Bukanya hanya dendamnya, tetapi dengam belasan orang tua yang telah kehilangan “malaikat” kecil mereka.

Sementara memulai aksi balas dendamnya, Gum Ja mencoba untuk kembali mencari “rasa” untuk menjadi seorang ibu. Gum yang pada masa lalunya pernah melahirkan seorang anak perempuan yang kala itu tidak bisa dirawatnya karena masih sekolah. Jenny (Kwon Yea Young) diadopsi oleh sebuah keluarga di Australia. Gum Ja mendatangi keluarga angkat Jenny dan melakukan pendekatan pada mereka untuk bisa kembali dekat dengan Jenny dan membawanya pulang ke Korea. Bersama Jenny, Gum Ja menjadi pribadi yang lain, seorang ibu yang ternyata belum begitu siap menghadapi segala macam pertanyaan tentang ketidakhadirannya selama 13 tahun lebih usia Jenny. Kedekatannya dengan Jenny seperti memberi sebuah oase bagi hidupnya yang penuh dendam dan amarah.

Dengan menggunakan alur maju mundur, naskah buatan Park Chan Wook dan Jeong Seo Gyeong perlahan membuka satu persatu jalan hidup pahit Lee Gum Ja. Dengan rapi plot utama film dan sub-plot saling berkaitan menuturkan kisah demi kisah dengan berkali-kali memutar cerita kembali ke masa lalu dan masa sekarang. Kecermatan penyusunan naskah ini menjadi nilai lebih untuk film ini. Twist demi twist hadir semakin banyak dan semakin pahit menjelang film berakhir. Adegan ke adegan terhubung dengan hubungan sebab akibat yang jelas. Tidak ada satupun adegan yang kosong dan tidak perlu, karena keterkaitan yang nyaris tanpa celah. Editing membantu memberikan koneksi-koneksi menarik antara adegan satu dengan lainnya.

Film ini mencampurkan drama, thriller, slasher dan fantasi dengan sangat baik. Pada beberapa scene terasa akan sangat mencekam karena adegan-adegan yang begitu miris. Seperti ketika film memasuki paruh terakhir saat setiap orang tua memutuskan untuk membabi buta secara bergantian menyiksa Mr. Baek. Pada beberapa scene kita akan dibuat haru dan tersentuh dengan bagaimana Gum Ja mengorbankan hidupnya demi kejahatan yang tidak pernah dilakukannya. Pada bagian lain kita akan masuk pada fantasi-fantasi Gum Ja membunuh Mr. Baek. Rangkaian berbagai macam genre di dalamnya tidak membuat film kedodoran, justru sebaliknya, alur dan cerita film menjadi semakin menarik hingga membawa kita pada ujung kisah yang semakin kelam, sadis dan perih.

Sosok Lee Gum Ja berhasil mendapatkan simpati yang sangat besar dari penonton film ini. Sesuai dengan premis film ini tentunya. Tidak peduli bagaimana cara Gum Ja untuk melakukan segala macam rencana dan tindakannya, penonton dari awal dibuat telah berpihak padanya. Bahkan saat Gum Ja memilih cara menghakimi Mr. Baek dengan sadis, penonton "bersorak girang" menanti siksaan demi siksaan yang akan dihadapi Mr. Baek. Chan Wook berhasil memberikan sebuah pemahaman tentang dunia dendam yang begitu dalam bagi Gum Ja pada penonton. Bahkan ketika bertumpu pada pikiran sehat akan terasa sangat berlebihan jika kita melihat tindakan-tindakan Gum Ja dalam film ini membalaskan dendamnya. Tetapi kemudian semua dipatahkan oleh Chan Wook. Dia menciptakan sebuah pemikiran baru tentang dendam yang pahit dan perih akan sangat lumrah jika dibalaskan dengan cara yang membabi-buta tanpa ampun.

Dalam hal ini Park Chan Wook mengambil teori hukum rimba. Kejahatan dibayar dengan kejahatan. Kesakitan dibayar dengan kesakitan. Pembunuhan dibayar dengan pembunuhan. Tidak ada baris-baris kalimat undang-undang hukum dan pengadilan. Chan Wook berusaha memperlihatkan dendam dengan menyelami dunia pikiran manusia yang paling dalam dan kelam. Gum Ja dibuat begitu merana dan menderita sehingga memiliki alasan yang kuat membalaskan dendam tanpa ada lagi rasa kasihan dalam dirinya. Dan Gum Ja berhasil mempengaruhi banyak orang lain yang tanpa nurani bisa mempertaruhkan belas kasihan demi amarah yang masih berkecamuk atas dasar kehilangan orang yang disayang.

Tidak jauh berbeda dengan 2 film sebelumnya, Sympathy for Mr.Vengeance dan Oldboy, naskah yang baik dan nyaris tanpa celah, didukung akting mumpuni dari para pemerannya, segi teknis juga menjadi faktor pendukung yang kuat dalam film ini. Dengan alur maju mundur, editing menjadi nilai lebih untuk ditonjolkan dengan sempurna. Sinematografi yang memanfaatkan berbagai macam warna-warna soft untuk membedakan masa hidup Gum Ja. Satu lagi yang juga sangat memberi nilai lebih untuk film ini adalah musik-musik pengiring film gubahan Choi Seung Yeong, rasakan kebencian, ketegangan, ketakutan, kesedihan dan kebahagiaan menyatu dengan adegan-adegan dalam setiap frame film ini.

Lee Young Ae yang memerankan Gum Ja bermain sangat luar biasa. Pribadi-pribadi Gum Ja yang unik ditampilkannya dengan akting terbaiknya. Tidak salah kemudian salah satu aktris senior Korea Selatan ini mendapatkan banyak penghargaan Aktris Terbaik atas usahanya menghidupkan peran Gum Ja, yaitu dari Cinemanila International Film Festival, Stiges Catalonian International Film Festival, Baek Sang Film Awards, Blue Dragon Film Awards dan Oscarnya Korea, Grand Bell Film Awards. Aktor Choi Min Sik yang dikenal sebagai Oh Dae Soo dalam Oldboy dipercaya kembali oleh Chan Wook, kali ini sebagai Mr. Baek. Choi Min Sik berhasil memberikan penampilan terbaiknya, sebagai seorang guru yang terlihat begitu baik dan sayang pada murid-muridnya yang pada sisi lain adalah monster dengan jiwanya yang sakit membunuh murid-muridnya tersebut.

Park Chan Wook sendiri memenangkan penghargaan sutradara terbaik dari Bangkok International Film Festival. Selain itu mendapatkan penghargaan film-film terbaik dari Venice Film Festival, Sarasota Fil Festival & Fantasporto. Selain itu juga mendapatkan nominasi film berbahasa asia terbaik dari HongKong Film Awards dan nominasi Screen International Awards dari European Film Awards.

Rabu, 25 Mei 2011

The Classic (2003)

Hangul: 클래식
RR: Keulraesik
Sutrdara: Kwak Jae Young
Produser: Jee Yeong-joon, Lee Jae-soon
Penulis Skenario: Kwak Jae-yong
Pemain: Son Ye Jin, Jo Seung Woo, Jo In Sung
Musik:Jo Yeong Wook, Choi Seung Hyun
Sinematografi: Lee Joon-kyoo
Editing: Kim Sang-beom Kim Jae-beom
Studio: Egg Films
Tanggal Rilis: 30 Januari 2003 (Korea Selatan )
Waktu: 127 menit

Film ini bercerita tentang kisah cinta parallel antara ibu dan putrinya. Kisah ibunya diceritakan bertahap secara flashback.
Film ini di buka dengan saat sekarang, dimana sang putri Ji Hye (Son Ye Jin) sedang membersihkan rumahnya dan mendapatkan sebuah kotak berisi penuh dengan surat-surat tua dan buku harian yang menceritakan kisah hidup ibunya Joo Hee (juga dimainkan oleh Son Ye Jin). Secara berkala di film, Ji Hye membaca satu surat dimana memulai flashback tentang satu kisah ibunya. Flashback ini secara tidak langsung berhubungan dengan kisah Ji Hye sendiri saat dirinya jatuh cinta dengan teman sekampusnya Sang Min (Ji In Sung) yang sama-sama mengambil jurusan teater dengannya.
Sang ibu Joo Hee, mengunjungi desa tempat asal orang tuanya saat musim panas dan akhirnya bertemu dengan Joon Ha (Jo Seung Woo). Awalnya mereka berdua berteman biasa dan bersama-sama mereka menjelajahi desa, Joon Ha yang sangat mengenal desa itu membawa Joo Hee bermain di dekat sungai dimana menjadi tempat spesial yang selalu mereka berdua kenang. Saat keduanya akan pulang, mereka justru dihadang oleh badai yang tiba-tiba datang. Mereka berdua berlindung di bawah pohon saat badai tiba dan setelah badai berakhir dalam perjalanan pulang, Joo Hee tidak sengaja justru mencederai kakinya dan tidak dapat berjalan. Joon Ha pun mengendongnya di punggung dan berusaha untuk pulang yang akhirnya membuat orang tua Joo Hee semakin marah karena Joo Hee pergi tanpa izin orang tuanya dan pulang dengan terluka. Sebelum mereka berpisah, Joo Hee memberikan sebuah kalung kepada Joon Ha yang selalu dijaganya sebagai kenangan ketika mereka bersama.
Sayangnya, ketika cinta mulai tumbuh diantara mereka, kemunculan pihak ketiga membuat hubungan mereka tidak dapat berlangsung. Joo hee telah berjanji kepada orang tuanya untuk menikahi Tae Soo (Lee Ki Woo), yang justru merupakan sahabat Joon Ha. Bahkan Tae Soo yang tidak mengetahui isi hati Joon Ha juga meminta bantuannya untuk mendekati Joo Hee. Tapi ketika Tae Soo mengetahui bahwa Joo Hee dan Joon Ha saling menyukai justru membantu mereka saling berkomunikasi secara rahasia dengan membiarkan surat yang ditulis oleh Joon Ha untuk Joo Hee menggunakan namanya. Namun saat ayah Tae Soo mengetahui hal ini, dia justru memukul Tae Soo habis-habisan. Tae soo pun mencoba bunuh diri dan gagal, tujuannya adalah dengan mengorbankan dirinya agar kedua temannya dapat bersama.
Sementara itu di kehidupan sekarang, Ji Hye yang jatuh cinta pada Sang Min harus memendam perasaannya karena temannya Soo Kyeong juga menyukai Sang Min namun sepertinya Sang Min tidak menyadari hal itu. Berulang kali Ji Hye harus menahan rasa sakit karena melihat Soo Kyeong yang terang-terangan menunjukkan rasa sukanya dengan terus menempel pada Sang Min. Ji Hye pun dengan rela menulis surat yang ditujukan kepada Sang Min atas nama Soo Kyeong sahabatnya. Saat valentine tiba, Sang Min memberikan keduanya hadiah tapi Soo Kyeong yang lebih tertarik dengan hadiah Ji Hye meminta mereka bertukar hadiah yang lalu dengan sangat terpaksa disetujui oleh Ji Hye karena tidak ingin mengecewakan sahabatnya. Ji Hye yang hanya dapat memandang Sang Min dari jauh, tidak dapat mengungkapkan isi hatinya pada siapapun. Satu saat ketika hujan dan Ji Hye sedang berteduh di bawah pohon, dia justru bertemu dengan Sang Min yang juga sedang menunggu hujan berhenti. Akhirnya karena hujan yang tidak kunjung reda mereka berdua memutuskan berlari menerjang hujan di bawah jaket Sang Min bersama-sama. *best romantic scene ever*
Kembali ke masa lalu, Joon ha yang merasa bersalah karena sahabatnya yang memutuskan bunuh diri demi dirinya dan Joo Hee yang juga memendam rasa bersalah akhirnya memutuskan untuk berpisah. Untuk mengurangi rasa sakit Joo Hee, Joon Ha pun memutuskan bergabung dengan militer dan berangkat ke Vietnam. Di saat perang berlangsung, Joon Ha kehilangan penglihatannya saat berusaha mengambil kalung yang diberikan oleh Joo Hee karena serpihan bom yang merusak matanya. Ketika dirinya kembali ke Korea, dia bertemu lagi dengan Joo Hee dan berusaha menyembunyikan kebutaannya lalu mencoba meyakinkan Joo Hee bahwa dirinya telah menikah juga berharap Joo Hee dapat terus melanjutkan hidupnya. Dengan hati yang terluka karena hubungan keduanya tidak berhasil, Joo Hee pun berusaha menata hatinya dan menikah dengan Tae Soo. Setelah mereka menikah beberapa tahun dan memiliki seorang putri Ji Hye, Joo Hee tiba-tiba di kunjungi oleh teman Joon Ha yang membawa pesan terakhir Joon Ha sebelum meninggal yaitu abunya dapat dibuang oleh Joo Hee di sungai ketika pertama kali mereka bertemu dulu. Dia lalu menyadari bahwa dulu Joon Ha sebenarnya belum menikah sebelum Tae Soo dan Joo Hee menikah. Dia juga diberitahukan bahwa Joon Ha memiliki seorang anak laki-laki yang sekarang menjadi yatim piatu. Hal ini membuat hatinya semakin sakit dan menangisi kematian Joon Ha.
Di saat ini, kisah cinta Ji Hye pun belum selesai. Ji Hye yang berusaha menyembunyikan perasaannya justru semakin tersiksa karena tidak dapat mengutarakannya pada Sang Min. Sang Min yang tidak tahan melihat sikap Ji Hye akhirnya memberitahukan perasaannya yang sesunguhnya ke Ji Hye bahwa selama ini dirinya juga sangat mencintai Ji Hye. Perasaannya selama ini merupakan cermin dari perasaan Ji Hye sendiri. Dari situ semuanya pun terbongkar bahwa ketika hujan dan mereka berdua berteduh di bawah pohon bersama bukanlah suatu kebetulan karena sebenarnya Sang Min yang melihat Ji Hye berteduh di bawah pohon dari sebuah toko yang tidak jauh dari pohon tempat Ji Hye berteduh justru sengaja meninggalkan payung di toko tersebut sehingga dia dapat berada di bawah pohon yang sama dengan Ji Hye sambil berpura-pura menunggu hujan berhenti. Hadiah yang diberikannya kepada Ji Hye dan Soo Kyeong pun sebenarnya dia sengaja menukarnya sebelum diberikan kepada keduanya karena Sang Min tahu bahwa Soo Kyeong justru akan meminta Ji Hye bertukar hadiah dengannya. Jadi hadiah yang sekarang ada pada Ji Hye memang ditujukan untuk dirinya dari semula.
Ji Hye akhirnya bercerita tentang kisah ibunya kepada Sang Min di tepi sungai tempat kenangan ibunya dan Joon Ha. Diam-diam Sang Min mengalungkan sebuah kalung ke leher Ji Hye saat Ji Hye selesai bercerita. Ternyata kalung itu adalah kalung yang diberikan oleh Joo Hee saat dirinya bertemu dengan Joon Ha dulu. Rupanya selama ini kalung tersebut di pegang oleh Sang Min, putra Joon Ha dan berharap satu saat nanti dapat memberikan kalung itu pada gadis yang dicintainya. Sekarang cinta itu telah sempurna karena putri Joo Hee dan putra Joon ha akhirnya jatuh cinta dan bersama.
Film ini merupakan salah satu karya sutradara pencetak film box office Korea yaitu Kwak Jae Young yang juga menyutradarai film box office lain seperti Watercolor Painting in a Rainy Day (1989), Autumn Trip (1992), Watercolor Painting in a Rainy Day 2 (1993), My Sassy Girl (2001), Windstruck (2004), My Mighty Princess (2007), Cyborg She (2008).
Beberapa scene dengan latar belakang kampus Ji Hye diambil di berbagai univerisas di Korea, seperti adegan perpustakaan di ambil di Universitas Kyung Hee. Ada beberapa kesamaan antara kisah flashback dan kisah sekarang. Di flashback, Joon Ha menulis surat dengan nama temannya Tae Soo yang ditujukan ke gadis yang sama-sama mereka cintai. Sedangkan saat ini, Ji Hye menulis surat atas nama temannya kepada pria yang juga sama-sama mereka cintai. Di flashback, Joo Hee memiliki teman wanita yang sangat menggangu yang justru dijodohkan dengan Joon ha saat sekarang Ji Hye juga memiliki seorang teman yang sangat menggangu hubungannya dengan Sang Min. Joo Hee dan Ji Hye keduanya juga menerima puisi yang sama dari pria yang mereka cintai dan berawal dengan “Ketika matahari bersinar…”
Son Ye Jin menerima beberapa penghagaan karena perannya di film ini seperti:
• Daejong sang Awards ke 40 tahun 2003: Aktris Terbaik (The Classic)
• Baeksang Arts Awards ke 39 tahun 2003: Aktris Pendatang Baru Terbaik (The Classic)
• 2003 Blue Draon Film Awards ke 24tahun 2003 – Artis Terfavorit (The Classic, Crazy First Love)
• Moscow International Love Movie Awards ke 9 tahun 2004: Pasangan Terbaik (The Classic)
The Classic juga dinominasikan di Hong Kong Film Awards dalam kategori Film Terbaik Asia tahun 2004
Music
Film ini dilengkapi dengan soundtrack yang sangat indah dan merupakan ciri khas dari film-film karya Kwak Jae Young.
• 그랬나봐 ("Geuraetna pwa" - World without love) - Kim Hyung Joong
• 고백 ("Gobaek" - Confession) - Delispice – saat scene dalam galeri seni
• 너에게 난 나에게 넌 ("Neoehgeh nan naehgeh neon" - I am yours, you are mine) - Jatanpung – saat scene berlari dalam hujan
• 너무 아픈 사랑은 사랑이아니었음을 ("Neomu apeun sarangeun sarangee anieosseumeul" - It wasn't love if it hurt so much) – Kim Kwang Suk – saat scene di kereta dan pertemuan terakhir
• 사랑하면 할수록 ("Saranghamyon halsoorok" - If we are in love, then...) – dimainkan dengan instrument berbeda selama film. Di bagian akhir film dinyanyikan oleh Han Song Min. Lagu ini juga terdapat versi mandarin dengan judul " Hui Se Kong Jian" (灰色空間) yang dinyanyikan oleh penyanyi, actor, dan MC Taiwan Show Luo sebagai soundtrack drama Taiwan "The Outsider II".
Piano yang dimainkan oleh Joo-Hee adalah Beethoven Piano Sonata 8, movement 2 Pathetique Sonata.
Canon In D nya Pachelbel juga dimainkan sebagai background musik di film ini dan juga menjadi salah satu soundtrack dalam film My Sassy Girl.
Cast
• Son Ye-jin - Ji-hye and Joo-hee (Ibu Ji-hye)
• Jo Seung-woo - Joon-ha
• Jo In-seong - Sang-min
• Lee Ki-woo - Tae-soo (teman Joon-ha)
• Lee Soo-in - Soo-kyeong (teman Ji-hye)
• Seo Yeong-hee - Na-hee (teman Joo-hee)
• Lim Ye Jin – Penjaga Toko

OST
MV
Trailer
Watch Streaming With Eng Subs I
Watch Streaming With Eng Subs II
Watch Streaming With Eng Subs III
Watch Streaming With Eng Subs IV

He Was Cool (2004)

Hangul: 그 놈은 멋있었다
RR: Geunomeun meoshiteotda
Sutradara: Lee Hwan-gyeong
Produser: Gwak Jeong-Hwan
Penulis Novel: Guiyeoni
Penulis Screenplay: Lee Hwan-Gyeong
Genre: Komedi Romantis
Pemain: Song Seung Hun - Ji Eun Seung
Jung Da Bin - Han Ye Won
Musik: Ahn Jeong-Hun
Sinematografi: Lee Gang-Min
Editing: Kim Seon-Min
Distribusi oleh: Hapdong Films
Tanggal Rilis: 22 Juli 2004 (Korea Selatan)
Waktu: 113 menit
Bahasa: Korean

He Was Cool adalah film yang diadaptasi dari karya Guiyeoni, yang juga dikenal dengan The Guy Was Cool. Film ini bercerita tentang seorang gadis SMU yang ceria bernama Han Ye Won (Jung Da Bin) dan seorang anak SMU berandalan bernama Ji Eun Seung (Song Seung Hun). Suatu hari, Ye won sengaja meningggalkan pesan di website sekolah untuk membalas pesan Eun Seung yang tidak sopan. Awalnya Ye Won tidak mengetahui siapa Eun Seung sebenarnya sampai sahabatnya Lee Kyung Won yang memberitahu bahwa Ji Eun Seung merupakan anak SMA berandalan yang sangat di takuti dan tidak ada seorang pun yang mau berhubungan dengan Eun Seung karena akan berakhir di rumah sakit. Dia sangat kaget ketika tiba-tiba dirinya di telepon oleh seorang pria saat dirinya berada di sebuah salon karena ternyata pria yang meneleponnya adalah Eun Seung, berandalan yang tempo hari menulis pesan di website sekolah. Namun ketidakberuntungannya semakin menjadi-jadi karena sebenarnya Eun Seung yang tidak dikenalnya itu justru berada di salon yang sama dengannya, Eun Seung pun kaget karena wanita yang di cari-carinya duduk disebelahnya. Ye Won yang kaget segera berusaha lari dari kejaran Eun Seung walaupun dengan rambut yang belum selesai di cat lengkap dengan papan pelurus rambut, begitu juga dengan Eun Seung yang mengejar Ye Won dengan handuk di kepalanya. *hahaha lucu banget scene ini*

Keadaan yang tidak diinginkan Ye Won justru sering terjadi, berulang-ulang dia berusaha melarikan diri dari kejaran Eun Seung tapi berakhir dengan mereka berdua tidak sengaja berciuman. Akibat ciuman yang tidak diharapkan itu, Eun Seung yang semula ingin mengerjai Ye Won akhirnya memaksa Ye Won menjadi kekasihnya dan menikahinya karena sebelumnya tidak ada seorang gadis pun yang pernah menciumnya. Ye Won yang tahu reputasi Eun Seung sebagai berandalan sekolah tentu tidak mau dan menolak permintaan Eun Seung. Eun Seung yang keras kepala terus saja mengejar Ye Won dan berusaha mengumumkan ke semua orang bahwa Ye Won adalah kekasihnya bahkan mengundang Ye Won sebagai tamu kehormatan di pesta ulang tahunnya tapi tentu saja Ye Won tidak muncul di pesta tersebut dan justru bertemu dengan temannya Jung Min yang sudah lama tidak ditemuinya. Eun Seung yang marah akhirnya muncul di tempat Ye Won dan Jung Min sedang bertemu, dia datang dengan seorang gadis bernama Hyo Sun yang diakuinya sebagai pacar baru Eun Seung agar Ye Won cemburu. Sayangnya usaha Eun Seung sia-sia karena Ye Won justru tidak peduli apa yang dilakukan oleh Eun Seung. Eun Seung yang semakin marah akhirnya memukul Jung Min dan membuat Ye Won tidak ingin beruurusan dengan Eun Seung dalam keadaan apapun.

Satu ketika saat Ye Won berada di sebuah klub malam bersama temannya, dia justru di datangi oleh segerombolan berandalan yang merupakan musuh Eun Seung, lucunya salah satu berandalan itu memakai seragam SMA dengan papan nama Song Seung Hun (nama aslinya Eun Seung hehehe tapi dia nya jelek banget) dan mereka membawa Ye Won ke kamar mandi dan mengancam akan memukulnya sebagai pacar Eun Seung karena dendam mereka kepada Eun Seung. Ye Won yang tidak terima menjadi sasaran dendam Eun Seung langsung menjelaskan bahwa dirinya sudah tidak berhubungan dengan Eun Seung lagi tapi mereka tentu saja tidak percaya lalu tiba-tiba dari salah satu pintu kamar mandi yang di belakang Ye Won terbuka dan keluarlah Hyo Sun yang kemudian mengaku dirinyalah sekarang pacar Eun Seung. Berandalan itu pun menyuruh Hyo Sun untuk menelepon Eun Seung sebagai bukti bahwa dirinya memang pacar Eun Seung sekarang. Hyo Sun lalu menelepon Eun Seung untuk datang ke klub malam karena dirinya di sekap oleh berandalan, Eun Seung hampir saja menutup teleponnya tapi tiba-tiba dia justru mendegar suara Ye Won di belakang yang memintanya jangan datang ke klub malam karena itu merupakan jebakan.

Eun Seung yang ogah-ogahan karena telepon dari Hyo Sun justru datang ke klub malam karena mengetahui Ye Won juga berada di klub itu. Sayangnya karena jumlah berandalan yang bermusuhan dengan Eun Seung sangat banyak, dia justru berakhir di rumah sakit dengan luka memar dan patah tulang. Ye Won yang merasa tersentuh akan usaha Eun Seung akhirnya berbalik simpati dan mulai jatuh hati dengan Eun Seung lalu setiap hari menjenguk Eun Seung di rumah sakit. Saat Ye Won datang menjenguknya, Eun Seung yang melihat handphone Ye Won yang jelek akhirnya memaksa Ye Won bertukar handphone dengannya. Ye Won yang sangat senang mendapatkan HP keluaran terbaru langsung menggunakan HP Eun Seung seenaknya dan memakainya untuk merekam isi kamarnya. Saat itulah seorang teman Eun Seung menelepon dan mengira Eun Seung yang mengangkat lalu berbicara tentang insiden ketika Eun Seung masih kecil, Ye Won yang kaget memaksa teman Eun Seung itu untuk menceritakan segalanya.

Akhirnya diapun bercerita bahwa ayah Eun Seung meninggal akibat AIDS saat Eun Seung kecil dan dulu tidak ada seorang anakpun yang mau memegangnya karena takut Eun Seung juga mengidap AIDS. Bahkan ketika sebuah permainan dan salah satu anak mulai mencium semua anak, dia juga tidak mau mencium Eun Seung dengan alasan ibunya melarang dirinya berdekatan dengan Eun Seung yang merupakan anak penderita AIDS. Sejak saat itulah, Eun Seung mulai tidak mau disentuh oleh orang lain dan menjadi berandalan. Karena hal ini lah membuat ye Won semakin jatuh hati pada Eun Seung yang kasar.

Eun Seung sebenarnya sangat mencintai Ye Won tapi dia bukanlah pria yang dapat mengekspresikan isi hatinya. Dia sangat cemburu ketika Ye Won bersama pria lain tapi dia tidak tahu bagaimana bersikap pada orang yang dicintainya.

Walaupun dirinya kasar dan temperamen, Eun Seung selalu memaafkan kesalahan dan kebodohan Ye Won. Satu hal yang tidak bisa diterimanya adalah Ye Won mulai dekat dengan Kim Han Sung (Lee Ki Woo), senior yang sangat dibencinya. Eun Seung yang sakit hati dan salah paham akan hubungan Ye Won dan Han Sung memutuskan untuk meninggalkan Korea dan mengikuti ibunya ke Amerika.

Setahun telah berlalu dan Ye Won sedang berdiskusi dengan Han Sung tentang tes masuk universitas yang tidak lama lagi dan membuatnya sangat takut. Sepertinya hubungan mereka hanya sebagai teman dekat dan tidak lebih. Ketika ujian masuk universitas tiba, Ye Won mendengar kisah Romeo dan Juliet sebagai soal ujian bahasa Inggris. Saat itu, Ye Won kembali teringat akan Eun Seung yang tiba-tiba menghilang dan membayangkan dirinya bertemu dengan Eun Seung di depan kotak telepon umum saat salju pertama turun seperti impiannya dulu. Ye Won langsung lari keluar dari ruangan dan menuju ke taman tempat biasanya dia bertemu dengan Eun Seung dulu dan duduk menghadap kotak telepon umum. Ye Won mulai menangis karena Eun Seung tidak berada disitu bersamanya, ketika dia berbalik sebuah kelinci melompat kepadanya. Kelinci itu adalah kelinci yang sama ketika dulu dia berikan kepada Eun Seung. Dia berdiri dan melihat Eun Seung di hadapannya, Ye Won berteriak “Kenapa kau pergi tanpa mengucapkan perpisahan?” dan Eun Seung membalas “Cinta sejati tidak butuh kata-kata”

Film berakhir dengan memori masa kecil Eun Seung di sebuah upacara penerimaan siswa baru SD dimana satu-satunya anak yang mencium Eun Seung adalah Ye Won. Yang menarik di film ini adalah, di awal film Ye Won memakai handphone Eun Seung untuk merekam video di kamarnya dan menunjukkan foto dirinya bersama temannya ketika kecil. Temannya saat kecil itu sebenarnya adalah Eun Seung, dan menunjukkan koneksi antara mereka berdua. Ketika Eun Seung melihat video itu di handphonenya saat film berakhir, dia terkejut melihat dirinya di foto itu dan ,mengingat Ye Won adalah gadis yang dulu menciumnya.

Ada adegan paling lucu di film ini yang membuat teman-temanku justru menamakan film ini adalah “film mie ayam” karena saat Ye Won akan datang berkunjung ke sekolah Eun Seung dengan memakai baju yang seksi dia justru memakai setelan bercorak zebra dan membawa kelinci sebagai hadiah, namun ketika HP nya jatuh di halaman sekolah Eun Seung dan berusaha mengambil HP itu kepalanya justru terjebak dipagar sekolah Eun Seung. Saat itu juga kepala sekolah Eun Seung menyuruh semua siswanya yang sedang berbaris berbalik kearah pagar untuk memungut sampah. Awalnya Eun Seung juga ikut tertawa seperti teman-temannya ketika melihat seorang gadis yang kepalanya terjebak diantara pagar dengan baju norak dan kelinci di tangannya tapi ketika dirinya sadar gadis itu adalah Ye Won dia pun berteriak memerintahkan semua murid untuk berbalik lalu melarang mereka mengintip dan mengambil tang untuk memotong kawat pagar di kepala Ye Won. Ye Won yang malu pun berlari dengan potongan kawat pagar di kepalanya dan berusaha menghilangkan rasa malu dengan berkaraoke, salah satu lirik lagu karaoke yang dia nyanyikan adalah “jjampong” yang sebenarnya berarti mie seafood namun dari subtitle dvd justru diartikan menjadi “mie ayam” dan dari situlah film ini lebih sering disebut dengan “film mie ayam” oleh teman-temanku hahahaha

Film ini merupakan salah satu film terbaik yang dihasilkan Jung Da Bin sebelum dirinya meninggal bunuh diri 10 Februari 2007 lalu. Jadi ingat film ini dan langsung pengen nulis review nya saat baca berita beberapa hari lalu kalau orang tua Jung Da Bin menikahkan anaknya dengan seorang pria yang juga telah meninggal tahun 2002 secara spiritual dan kuburan Jung Da Bin akan dipindahkan di sebelah kuburan pria itu. Kedua keluarga yang tampaknya merupakan teman dekat berharap anak-anak mereka dapat berbahagia di alam lain sebagai pasangan suami istri walaupun semasa hidup mereka tidak pernah berkenalan. Mereka berharap kedua anak mereka yang meninggal sebelum sempat menikah itu dapat disatukan walupun hanya jasadnya saja yang bersebelahan, agak ngeri sih baca berita ini tapi sepertinya keyakinan orang Korea memang berbeda dengan Indonesia jadi kita cuma dapat menghormati keyakinan mereka.

Watch Streaming With Eng Sub I

Watch Streaming With Eng Sub II

Jumat, 13 Mei 2011

Breath (2007)

Director :
Kim Ki Duk
Cast :
Chen Chang – Jang Jin
Park Ji Ah – Yeon
Ha Jeong Woo – Yeon’s Husband     

Kim Ki Duk dikenal sebagai salah satu sutradara asal Korea Selatan yang memiliki sejumlah karya mengagumkan. Sebut saja The Isle (2000), Bad Guy (2001), Spring Summer Fall Winter and Spring (2003, 3 Iron (2004) dan Time (2007). Film-film ini telah melanglang buana pada banyak festival-festival film internasional dan mendapatkan apresiasi baik. Kim Ki Duk selalu menuangkan ciri khas unik yang membuat filmnya menjadi terasa begitu istimewa. Keberhasilannya ini membawa nama Kim Ki Duk selalu disandingkan dengan sutradara kawakan asia lainnya seperti Wong Kar Wai, Hou Hsio Hsien dan Zhang Yi Mou. Dalam Breath yang merupakan feature film ke 14nya ini Kim memberikan kembali sebuah kisah instalasi pertemuan dua karakter manusia yang berkutat dengan kesedihan dan kesendirian yang mendalam.

Yeon (Park Ji Ah) adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Fokusnya untuk menjadi istri dan ibu yang baik untuk suaminya (Ha Jeong Woo) dan anak semata wayangnya. Saat suaminya muncul dengan pengakuan perselingkuhan yang dilakukannya dan berjanji akan berubah menjadi lebih baik, Yeon justru menemukan keputusasaan dalam hidupnya. Hubungan dengan suaminya menjadi hambar dan semakin mengarah pada kebosanan dan keterpurukan. Sampai suatu hari Yeon menonton sebuah siaran televisi mengenai seorang narapidana yang bernama Jang Jin (Chen Chang). Jang melakukan percobaan bunuh diri untuk yang kesekian kalinya. Yeon justru berempati pada Jang karena dia juga pernah berencana melakukan bunuh diri. Yeon seperti merasakan kegalauan Jang. Yeon akhirnya memutuskan untuk menemui Jang di penjara.
Jang sedang menanti hari eksekusinya. Pria terlihat tidak lagi memiliki semangat hidup. Hidupnya seperti terseok-seok pada emosi yang tidak pernah dia ungkapkan. Kondisi itupun harus diperparah dengan tekanan secara seksual dari teman satu selnya. Kedatangan Yeon mengunjunginya memberikan hiburan bagi Jang. Yeon semakin sering berkunjung. Pada pertemuan demi pertemuan tersebut Yeon berkeluh kesah tentang segala yang dirisaukan. Jang lebih banyak diam menjadi pendengar yang baik. Pada setiap kunjungannya Yeon juga mendesain interior ruang kunjung penjara mengunakan macam-macam atribut dengan menyesuaikan musim saat itu. Merasa semakin mendapatkan penghibur yang selama ini tidak pernah diterimanya, Jang mulai selalu menantikan kedatangan Yeon.

Melalui pertemuan demi pertemuan juga kisah hidup Jang mulai terbuka, bagaimana dia bisa menjadi narapridana dengan hukuman mati, apa yang menyebabkan dia berkali-kali melakukan percobaan bunuh diri. Yeon sendiri seperti merasakan sesuatu yang lebih berarti mengisi lembar baru hidupnya.

Ada beberapa hal dalam film ini yang dibiarkan tanpa ada penjelasan dan eksplorasi lebih. Bahkan terasa sekali Kim Ki Duk membiarkan nalar tidak bekerja seutuhnya untuk film ini. Dialog yang sangat minim justru menjadi kekuatan utama film ini karena berhasil menerjemahkan interaksi, ekpspresi dan gerakan pada bahasa yang lebih universal. Inilah kemasan terbaik film ini yang disajikan tanpa perlu dipahami, terserah penonton bagaimana mereka memberikan arti dan pemahaman untuk film ini.

Kim Ki Duk memikilih aktor asal China, Chen Chang yang terkenal dengan Crouching Tiger Hidden Dragon, The Go Master dan Eros untuk memerankan Jang. Keterbatasan bahasa justru menjadi keunikan film ini, karena tidak ada satupun dialog yang diucapkan Jang, hanya mengandalkan kekuatan ekspresi dan bahasa tubuhnya. Hal ini telah pernah dilakukan oleh Kim Ki Duk pada film sebelumnya yaitu 3 Iron. Pemilihan pemain berbeda bahasa kembali dilakukan pada filmnya karyanya setelah film ini yang berjudul Sad Dream, Kim Ki Duk memilih Joe Odagiri, aktor asal Jepang.

Film yang menjadi official selection Cannes Film Festival 2008 mengemas Cinta menjadi lambang kekuatan dalam kisahnya. Cinta diperlihatkan bisa datang kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja. Bahwa cinta adalah rasa paling utama untuk bisa memberikan komunikasi terbaik bahkan bagi dua orang yang tidak pernah saling mengenal sebelumnya. Cinta dan kegalauan mecoba mencari nafas-nafas yang tepat. Nafas untuk menentukan jalan terbaik untuk hidup ini.

Drama: The Greatest Love (2011)




Judul: 최고의 사랑 / Choegoui Sarang / The Greatest Love
Judul China : 最伟大的爱 / 最佳爱情
Judul Lain: Best Love
Judul Sebelumnya: 애정의 발견 / The Discovery of Affection
Genre: Komedi Romantis
Episode: 16
Broadcast network: MBC
Broadcast period: 27 April 2011sampai 16 Juni 2011
Waktu Tayang: Rabu dan Kamis 21:55
Another Hong Sister’s drama yang akan mencuri perhatian pemirsa di TV,  The Greatest Love atau Best Love merupakan serial berikutnya dari Hong Mi Ran dan Hong Jung Eun yang lebih dikenal dengan sebutan Hong Sister. Kesuksesan mereka meramu adegan romantic dengan penuh komikal sudah terbukti sejak Delightful Girl Chun Hyang, My Girl, Fantasy Couple, Hong Gil Dong, You’re Beautiful, sampai yang terakhir adalah My Girlfriend Is A Gumiho. Belum lagi di padukan dengan sutradara Park Hong Kyun yang sebelumnya menggarap The Great Queen Seon Deok dan New Heart merupakan jaminan bahwa serial ini akan sangat menarik dengan adengan komikal khas Hong Sister. Serial ini tayang perdana 27 April lalu di MBC mengantikan jam tayang Royal Family yang tayang setiap Rabu-Kamis jam 21.55.
Sebelumnya diberitakan bahwa Gong Hyo Jin akan dipasangkan dengan Lee Seung Gi yang menjadi pemeran utama dan merupakan proyek reuni Hong Sister dengan Lee Seung Gi setelah My Girfirend Is A Gumiho tahun lalu namun sebulan sebelum dimulainya syuting tiba-tiba pemeran utama justru digantikan oleh Cha Seung Won karena Hong Sister ingin membuat drama dengan setting pasangan yang berusia di awal 30-an berbeda dengan drama mereka selama ini dimana usia pemeran utamanya berkisar antara 20-an. Ini merupakan drama komedi romantic pertama Cha Seung Won yang sebelumnya selalu berperan menjadi badass di setiap serialnya seperti City Hall, Eye for An Eye sampai Athenna the Goddess of War hingga perannya sebagai Jin yang kekanak-kanakan terasa sangat fresh di layar belum lagi Gong Hyo Jin yang selama ini melekat dengan imej aktris mellow di Thank You sampai Sisters On The Road tampil beda dengan karakternya yang bubbly dan ceria. Yoo In Na yang sekarang sedang naik daun dengan My Black Mini Dress bersama Yoon Eun Hye dan Park Han Byul dan Secret Garden lalu variety show Heores menjadi second role lady yang sepertinya menambah menarik serial ini dan jangan lupa Yon Kye Sang, sang mentan member boyband popular G.O.D yang banting setir menjadi actor dijanjikan akan menampilkan aktingnya yang komikal disini belum lagi dengan kehadiran Lee Hee Jin mantan member girlband Baby VOX (girlband nya Yoon Eun Hye) yang berperan menjadi salah satu member girlband bersama Gong Hyo Jin dan Yoo In Na menambah daftar panjang mantan idol yang berperan di serial ini.  Jadi kurang alasan apalagi untuk menonton serial ini?  
Ae Jung (Gong Hyo Jin) merupakan mantan member sebuah girlband terkenal di akhir 90-an menjelang 2000-an dengan nama kukbo sonyeo (KBSN) yang artinya gadis-gadis yang merupakan harta nasional. Dahulu saat KBSN sangat terkenal (layaknya Fin KL), Ae Jung merupakan member yang sangat terkenal dibanding 4 member  lain dan satu-satunya member yang menjadi saingan popularitasnya adalah member termuda Se Ri (Yoo In Na). Saat KBSN popular, mereka memenangkan peringkat pertama di semua progam music di stasiun tv bahkan mendapatkan gelar sebagai girlband terbaik karena imej mereka yang innocent dengan seragam sekolah sebagai kostum panggung menambah kecintaan penggemar mereka.
Sepuluh tahun kemudian Ae Jung masih tetap menjadi selebriti namun dengan imej yang sangat buruk, dia diisukan menjadi sumber keretakan KBSN, belum lagi dengan sejumlah berita yang tersebar bahwa dirinya pernah terlibat perkelahian saat mabuk membuatnya mendapatkan cercaan dari masyarakat. Berbeda dengan Ae Jung, Se Ri justru menjadi selebritis dengan pujian masyarakat pasca bubarnya KBSN. Dia menjadi artis dengan imej yang berbeda dengan dirinya saat di KBSN dulu, jika di KBSN dia menjadi gadis imut dengan sisi innocent sekarang Se Ri menjadi selebritis yang sangat fashionable. Apapun yang dipakainya akan menjadi trend dan selalu diikuti oleh penggemarnya.
Yang menambah kepopuleran Se Ri adalah, sekarang dia berpacaran dengan Dok Ko Jin (Cha Seung Won) seorang actor papan atas Korea yang sedang mengembangkan sayapnya ke Hollywood.  Jin sangat terkenal, bahkan imej nya yang positif di hadapan masyarakat membuatnya membintangi sejumlah iklan yang menambah kepopulerannya.
Sebenarnya Se Ri dan Jin telah berpisah setahun yang lalu, namun karena igin menjaga popularitas maka mereka berdua masih berpura-pura menjalin hubungan agar kolom gossip selalu diisi oleh berita mereka berdua yang merupakan pasangan kesayangan masyarakat.
Ae Jung yang merupakan selebritis kurang terkenal selalu berusaha meningkatkan popularistasnya dengan terus menjad bintang tamu di hampir semua variety show. Kakaknya yang juga merupakan manajernya  yaitu Ae Wan (Jung Jun Ha) selalu bersamanya melewati saat-saat sulit. Sebenarnya karakter Ae Jung tidak seperti yang diberitakan selama ini, dia merupakan gadis kuat yang selalu berusaha keras untuk mencapai tujuannya hanya saja keberuntungan tidak berada di pihaknya.
Hidup Ae Jung mulai berubah saat dirinya justru dipasangkan dengan Jin menjadi pasangan suami istri virtual dalam variety show Couple Making (gabungan We Got Married dengan The Bachelor). Couple Making merupakan variety show yang sangat popular dengan pengacara sampai manajer keuangan pernah mengikuti acara ini  dan telah memasuki season ketiganya . Acara ini akhirnya diikuti oleh Pil Joo (Yoon Kye Sang) seorang dokter herbal yang tidak begitu tertarik dengan dunia selebritis sampai akhirnya bertemu dengan Ae Jung dan jatuh cinta padanya, belum lagi Se Ri ikut-ikutan di cast oleh sang produser untuk mengikuti acara ini.

Awalnya Ae Jung dan Jin sangat tidak saling menyukai dan sering bertengkar karena pertemuan mereka yang tidak sengaja sebelum variety ini dimulai membawa mereka dalam skandal karena kesalahpahaman wartawan yang justru membuat mereka berdua terplih mengikuti variety show ini.  Variety show ini semakin menarik karena saat yang sama Jin yang kekanak-kanakan dan egois justru mulai tertarik dengan Ae jung yang di matanya merupakan gadis mandiri yang tegar dan sangat berbeda dengan imej yang dimilikinya saat ini. Jin mulanya tidak sadar akan perasaanya namun dirinya mulai cemburu akan kehadiran Pil Joo yang sangat komikal dan cenderung bodoh diantara dirinya dan Ae Jung. Se Ri yang rupanya diam-diam masih menyukai Jin akhirnya merasa tersaingi dengan kehadiran Ae Jung di hidup Jin lalu berusaha mendapatkan cinta Jin kembali (khas kdramaland).
Bagaimanakah nasib Ae Jung si seleb denga imej buruk yang dipasangkan dengan Jin actor dengan sejuta pesona dan dicintai masyarakat yang justru sangat egois ini?
Serial ini juga dipenuhi dengan cameo dari pembawa acara sampai artis seperti Lee Hwi Jae, Park Kyung Rim, Kim Shin Young, Kim Gu Ra dan lain-lain juga kehadiran Park Shi Yeon yang sebelumnya tampil dalam My Girl sebagai petenis mantan pacar Lee Dong Wook.  Ini merupakan cirri khas Hong Sister di setiap dramanya seperti Han Chae Young dan Jae Hee si Chun Hyang dan Mong Ryong yang muncul di episode terakhir My Girl atau Park Shin Hye tetap menjadi Go Minam perannya di You’re Beautiful yang justru merupakan adik kelas Lee Seung gi  di My Girlfriend Is A Gumiho dan jangan lupa Lee Hong ki dengan rambut pirang khas Jeremy AN Jell juga muncul sekilas dalam My Girlfriend is A Gumiho. 

Cast
Gong Hyo Jin - Goo Ae Jung
Cha Seung Won - Dokko Jin
Yoo In Na - Kang Se Ri
Yoon Kye Sang - Yoon Pil Joo
Extended Cast
Choi Sung Min - Sutradara Kim Eun Ho
Kim Mi Jin - Produser Han Myung Jung
Jung Man Shik (정만식) - Direktur Jang
Ryu Hyo Young - Ha Roo Mi
Han Jin Hee - Goo Ja Chul
Jung Joon Ha - Goo Ae Wan (Kakak/Manajer Ae Jung)
Park Won Sook - Ibu Pil Joo
Choi Hwa Jung - Wakil Moon
Lee Hee Jin - Jenny
Im Ji Kyu - Kim Jae Suk
Bae Seul Gi - Han Mi Na
Yang Han Yeol (양한열) - Goo Hyung Kyu
Cameos
Lee Byung Jin (이병진)
Park Shi Yeon
Jang Hang Joon
Jung Doo Hong (정두홍)
Kim Goo Ra (김구라)
Lee Hwi Jae
Park Mi Sun
Lee Kyung Shil
Jo Hyung Gi (조형기)
Kim Ji Sun (김지선)
Jo Hye Ryun
Ji Sang Ryul
Kim Hyun Chul (김현철)
Park Kyung Rim
Kim Shin Young (김신영)
Production Credits
Produser: Kim Jin Man
Penulis Skenario: Hong Mi Ran, Hong Jung Eun
Suradara: Park Hong Kyun, Lee Dong Yoon (이동윤)

Official Site
Trailer I
Trailer II
Watch Streaming With Eng Sub I
Watch Streaming With Eng Sub II
Watch Streaming With Eng Sub III
Watch Streaming With Eng Sub IV




  

Selasa, 19 April 2011

Sympathy for Mr. Vengeance (2002)

Director :
Park Chan Wook
Cast :
Shin Ha Gyoon - Ryu
Bae Doo Na – Yeong Mi
Song Kang Hoo – Dong Jin
Ryu Seung Beom – Crazy boy at River
Lee Dae Yeon - Choe
Lim Ji Eun – Ryu’s Sister
Han Bo Bae – Yu Sun

Film ini menjadi pembukan trilogy revenge karya Park Chan Wook. Menjadi salah satu film yang cukup kontroversi saat rilis tahun 2002 di Korea. Tema balas dendam yang dianggap berlebihan, benturan nurani manusia dengan paham-paham kapitalis serta isu mafia perdagangan illegal organ tubuh manusia.

Ryu (Shin Ha Gyoon) adalah seorang penderita bisu tuli yang bekerja sebagai buruh pabrik perusahaan Ilshin Electronics. Ryu harus segera membiayai operasi transplantasi ginjal kakaknya (Lim Ji Eun). Tentu uang jutaaan won harus dia kumpulkan untuk itu. Tidak mudah bagi seorang penderita bisu tuli menghadapi ini. Dia berniat mendonornya ginjalnya tetapi golongan darah mereka berbeda. Ryu harus mengumpulkan uang untuk biaya operasi dan mencari donor ginjal dengan golongan darah yang sesuai. 

Ryu juga harus ikhlas menerima kenyataan menjadi bagian dari PHK tempatnya bekerja karena sedang dalam pengurangan karyawan. Depresi karena harus segera mengumpulkan duit, Ryu tergoda dengan sebuah organisasi ilegal penjualan organ tubuh manusia. Dia dijanjikan akan mendapat 10 juta won untuk menjual ginjalnya. Namun ginjal hilang, uang 10 juta tidak diterima karena setelah operasi Ryu ditinggalkan begitu saja dalam keadaan telanjang.  

Kekasih Ryu, Cha Yeong Mi (Bae Doo Na) yang anarkis menyarankan untuk menculik Yu Sun (Han Bo Bae) anak dari Dong Jin (Song Kang Ho) pemilik Ilshin Electronics, orang yang sangat berperan dalam PHK yang menimpa Ryu. Tanpa berpikir panjang Ryu menyetujui ide Yeong Mi. Dengan mudah mereka akhirnya berhasil membawa Yu Sun. Tinggal satu langkah lagi rencana Ryu mendapatkan uang banyak. Dengan bantuan Yeong Mi, Ryu berhasil mendapatkan sejumlah uang dari Dong Jin.
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, begitulah selanjutnya kisah hidup Ryu, kebahagiaan yang telah di depan mata tiba-tiba lenyap begitu saja. Dia harus menerima kenyataan sang kakak meninggal dunia bunuh diri karena mengetahui Ryu menjadi korban PHK dan tidak ingin memberatkannya. Tidak sampai disitu saja, saat sedang menguburkan mayat di  kakaknya di tepi sungai, sebuah tragedi menimpa Yu Sun. Yun Sun tenggelam. Tragedi inilah yang menjadi awal bagian ketiga dari kisah film ini.

Dong Jin yang ditampilkan dengan karakter yang keras, memiliki jiwa sosial rendah serta tidak peduli dengan penderitaan bawahannya. Menemukan fakta anaknya tenggelam, Dong Jin membalaskan sakit hatinya. Dia bahkan ‘menipu’ petugas kepolisian yang membantunya mencari tahu tentang keterlibatan Ryu. Dong Jin telah memiliki rencananya sendiri untuk membalaskan dendam pada Ryu.

Film ini memberikan pengambaran mengenai karma. Percaya atau tidak karma selalu menjadi momok bagi banyak hidup orang. Kedua karakter yang saling baku hantam membalaskan dendam dalam film ini menerima karma atas perbuatannya sendiri. Tidak tanggung-tanggung, karma dihadirkan bertubi-tubi dan bertumpuk. Akibat penculikan terhadap Yun Sun, Ryu harus kehilangan kakak dan kekasihnya secara bersamaa. Dong Jin yang dengan semena-mena memberhentikan banyak karyawannya harus kehilangan anak perempuan satu-satunya dan meregang nyawanya sendiri karena bertindak tanpa berpikir panjang. Mungkin untuk beberapa orang yang tidak mempercayai karma hal ini akan dianggap sebagai jalan hidup yang sudah digariskan untuk terjadi. Meskipun terlihat terlalu berkebetulan dan berlebihan.

Hubungan sebab akibat dalam film ini terlihat begitu dibaurkan dengan inti film yang berfokus pada balas dendam. Begitu mudah dan cepat bagi kepolisian untuk segera mengetahui keterlibatan Ryu tanpa adanya detail penyelidikan. Pertemuan antara Dong Jin, Yeong Min dan Ryu juga terasa seperti dipaksa untuk dimudahkan karena fokus balas dendam ingin segera ditampilkan dan dieksploitasi. Bagian-bagian detail ini sedikit menganggu film secara keseluruhan.

Adegan-adegan kekerasan menjelang akhir film terasa begitu menyiksa mata penonton, salah satunya adalah adegan pemotongan ujung belakang kaki yang cukup berhasil membuat menutupkan mata karena terasa begitu ngilu karena diperlihatkan dengan nyata.

Simpati seperti apakah sebenarnya yang ingin diambil oleh film ini dari penonton. Karena rentetan kekerasan yang berlebihan justru menjadi ironi sendiri untuk film ini. Kedua karakter yang berjuang untuk bertahan hidup dengan saling membalaskan dendam berusaha mengambil hati penonton dengan simpatinya yang justru telah terlalu lelah dengan kekerasan demi kekerasan yang menjadi polemik film ini menuju akhir ceritanya. Tidak ada lagi simpati bagi Dong Jin dan Ryu. Atau justru penonton tidak lagi bisa menentukan untuk siapa simpati akan mereka berikan. 

Song Kang Ho, Shin Ha Gyoo dan Bae Do Na bermain sangat maksimal. Akting cemerlang mereka berhasil menjadi salah satu poin terbaik untuk film ini. Terutama Kang Ho yang sukses menampilkan Dong Jin yang tampak tenang tetapi menyimpan amarah dan dendam yang begitu besar.

Salah satu scene stealer dalam film ini adalah orang gila cacat yang kerap kali hadir pada setiap adegan di Sungai. Ryoo Seung Beom berhasil membawakan peran ini dengan sangat baik. 
Selain naskah dan akting yang baik, film-film bertemakan balas dendam tentu harus memiliki segi teknis kuat, untuk membantu membuat rasa film semakin thrill. Kamera berhasil memberikan gambar-gambar nyata dengan bantuan set yang saling mendukung. Editing membuat sinkronisasi adegan ke adegan terasa nyata serta musik pengiring dibuat unik, dengan bunyi-bunyian khas yang berhasil mengiris mata dan hati penonton untuk merasakan pahitnya film ini.

Pusan Film Festival 2002 memberikan penghargaan film dan sutradara terbaik untuk Park Chan Wook. Sedangkan Korean Film Awards (MBC) 2002 memberikan penghargaan untuk cinematography dan editing terbaik.

Selasa, 12 April 2011

Oldboy (2003)

Director :
Park Chan Wook
Screenplay :
Cast :
Choi Min Sik – Oh Dae Soo
Yoo Ji Tae – Joo Hwan
Kang Hye Jeong – Mido

Bersama Ghost World (2001), Road to Perdition (2002), American Splendor (2003), A History of Violence (2005) dan Persepolis (2007), film ini menjadi film drama adaptasi komik terbaik yang pernah dibuat. Film ini dianggap memiliki hasil yang lebih optimal dan baik dari komik-komik aslinya. Selain itu mendapatkan kritikan positif, film-film ini juga meraih banyak penghargaan dari festival dan penghargaan film Internasional. Termasuk Oldboy sendiri. Prestasi terbaik untuk film ini adalah  untuk Park Chan Wook yang berhasil meraih penghargaan Grand Jury Prize Festival Film Cannes 2004.

Film ini menjadi bagian kedua dari trilogy revenge film yang dibuat oleh Park Chan Wook. Sympathy for Mr.Vengeance menjadi bagian pertama dan Sympathy for Lady Vengeance (2005) menjadi penutup trilogy ini.

Apa istimewanya Oldboy? Tidak banyak yang mengetahui Komik Oldboy sebelum akhirnya diadaptasi oleh Chan Wook. Oldboy adalah manga Jepang, diterbitkan oleh Futubasha tahun 1996 dengan creator Nobouki Minegishi dan Tsuchiya Garon. Dari sebuah manga tidak populer, Wook mengarahkannya menjadi sebuah film yang tak terlupakan sepanjang masa. Paling tidak itu menurut imdb.com yang memposisikan film ini pada peringkat 100 dari 250 film terbaik sepanjang masa. Jalan cerita film ini berhasil membingungkan penonton sepanjang selama 120 menit. Penonton ditempatkan sama dengan Oh Dae Soo, karakter utama dalam film ini. Mencari tahu, berpikir, menunggu dan ikut terbawa bersama Oh Dae Soomenemukan fakta-fakta yang kemudian akan membuatnya menyesali semua perbuatan dan dosa-dosa masa lalunya. Apakah benar Dae Soo berdosa? Sebuah kisah balas dendam sadis dan pahit akibat dendam yang dipendam begitu dalam.

Plot tumpang tindih, editing yang dikerjakan cemerlang, alur bolak balik yang memikat, ilustrasi musik karya Jo Yeung Wook yang mengiris hati dan tentu twist demi twist yang disiapkan dengan rapi dan tidak terduga menjadi poin-poin istimewa film ini. Semua difilmkan dengan sangat baik. 

Pertanyaan kemudian muncul. Apakah sampai begitu sakitnya menyimpan dendam bertahun-tahun dan berencana dengan begitu rapi untuk membalaskanya. Apakah bisa diterima akal sehat atau bagaimana kita sebagai penonton bisa memahami pikiran kedua karakter utama yang saling dendam ini. Dalam film ini  penonton diminta untuk mengeyahkan akal sehat. Penonton diminta (dipaksa) memahami bahwa saat kemarahan begitu menguasai manusia dan tertahan bertahun-tahun mungkin akan terlihat sah-sah saja.

Oh Dae Soo (Choi Min Sik) harus menerima kenyataan hidup terpenjara selama 15 tahun tanpa sebab yang jelas, terpisah dari istri dan anak semata wayangnya. Melalui siaran televisi yang disediakan di ‘penjara’ itu dia mengetahui dirinya menjadi narapidana pembunuhan istrinya. Selama 15 tahun dia mencoba untuk berpikir siapa yang tega membuat hidupnya “berhenti”. Membuatnya kehilangan rasa. Membuatnya menjadi seorang monster mengerikan berwujud manusia yang bertekad akan membalas semuanya.

Tetapi semua seperti telah terencana untuknya. Saat kebebasan telah di depan mata, Dae Soo tidak dengan mudah menemukan apa yang selama 15 tahun direncanakan. Karena ternyata kebebasan yang dia terima adalah “penjara” kedua baginya. Hidupnya masih seperti dalam pengawasan. Dendam dan amarah seperti mengawasi kemanapun kakinya melangkah. Kebebasan baginya untuk mencari tahu adalah sebuah rencana baru yang akan segera mempertemukannya dengan sang pemilik hidupnya selama 15 tahun. Karena masa 15 tahun tersebut akan digenapkan dengan kisah selanjutnya yang akan menjadi penjara jiwa bagi Dae Soo sepanjang hidupnya.


Bahkah pertemuannya dengan Mido (Kang Hye Jeong) menjadi bagian rencana kedua hidupnya. Mido menjadi kekasihnya. Mido membantunya mencari tahu siapa dalang yang menjadikannya Monster. Sampai kemudian dia dipertemukan dengan Joo Hwan (Yo Ji Tae), yang mengaku bertanggung jawab terhadap kemalangan hidupnya. Joo Hwan meminta Dae Soo mencari tahu siapa dia dan penyebabnya memenjarakan Dae Soo selama 15 tahun. Joo Hwan bahkan bangga dengan dirinya sendiri berhasil membentuk Dae soo menjadi sosok mengerikan, penuh dendam dan amarah.

Misteri yang menyelimuti hidup Dae Soo selama 15 tahun akhirnya mulai terkuak. Satu persatu jawaban hadir tidak tanggung-tanggung dengan twist yang disembunyikan dengan rapi oleh film ini. Untuk Dae Soo dan penonton. Sebuah masa lalu yang pahit bagi Joo Hwan membuatnya menyimpan dendam bertumpuk-tumpuk selama belasan tahun dan merencana sebuah pembalasan yang begitu rapi. Bukan sebuah pembalasan biasa yang disiapkan. Tetapi sebuah rencana balas dendam jangka panjang yang akan disesali oleh Dae Soo sepanjang sisa hidupnya. Sebuah kenyaataan pahit, sangat pahit bahkan telah dan sedang disiapkan Joo Hwan untuk Dae Soo. Sama seperti Dae Soo telah membuat hidupnya hampa selama bertahun-tahun.

Choi Min Sik yang berperan sebagai Dae Soo memperlihatkan dengan begitu menyakinkan seorang pria biasa yang berubah menjadi monster yang mengerikan. Aktingnya berhasil membuat kita sebagai penonton ikut merasakan bagaimana pahit dan perihnya hidup dengan ketidakpastian dan penuh amarah dan dendam. Atas usahanya ini Min Sik menerima banyak penghargaan aktor terbaik, salah satunya dari Asia Pacific Film Festival 2004 

Rahasia hati, kekuatan dendam dan amarah serta misteri jiwa dan pikiran manusia menjadi polemik utama dalam film ini. Tidak dengan mudah bagi tiap manusia menerima kenyataan pahit yang dihadapkan padanya. Akal sehat dan jiwa yang bersih tentu menjadi satu-satunya jalan terbaik menyelami isi-isi hati dan pikiran untuk mencari sebuah iklas untuk dipilih. Tetapi justru bukan hal itulah sebaliknya yang ditampilkan dalam film ini. Sisi gelap pikiran dan hati manusia yang tidak bisa dengan mudah untuk dimengerti dan dipahami oleh siapapun. Membuat orang lain ikut merasakan perihnya kesedihan yang dibiarkan menguasai diri selama bertahun-tahun bukanlah sebuah penyelesaian yang bijak bahkan menyesatkan diri pada pilihan hidup yang salah seperti bunuh diri.

Selain di Cannes, film ini juga meraih penghargaan dari European Film Awards, British Independent Film Awards, Austin Film Critics Association Awards, Chicago Film Critics Association Awards, Hong Kong Film Awards, Stockholm Film Festival, Bangkok International Film Festival dan Asia Pacific Film Awards.